Hey objek rindu paling jitu,
Boleh menitipkan beberapa pinta dan tanya?
Khawatir sedang mengalir karena kabar darimu pun belum juga hadir. Jarak
seperti bisa membombardir, hingga seisi penjuru hati ketar-ketir.
Bisakah telepatikan dirimu ketempat kakiku berpijak? Jika semesta
menyetujuinya, aku pasti takkan mau beranjak. Rinduku beranak pinak, bertemu adalah satu-satunya pintaku kelak.
Hey kamu, pemilik nama yang berputar-putar terus dalam tempurung kepala. Adakah debar ini menggema hingga ke sana? Asal kamu tahu, senyummu itu candu. Memandu ekor mata ke arahmu, mencipta berjuta-juta percik rindu.
Sungguh, betapa bertemu denganmu adalah yang selalu kutunggu-tunggu.
Semoga aku bukan dianggap pengganggu, sebab rasa ini terlalu
membelenggu.
Seperti hari-hari biasanya, rinduku selalu
kalah oleh sesuatu yang senantiasa berada di antara kita. Rinduku enggan
untuk mengalah, pun untuk sekadar membiarkan pikiranku menyerah. Ia
mendambakan sebuah pertemuan, di mana aku dan kamu saling berbagi peran.
Pada setiap kecilnya kesempatan, ia selalu menaruh harapan.