
Aku menikmati banyak masa yang terbuang cuma untuk
berdiskusi hal-hal tidak penting, yang sepertinya bakalan lebih seru
jika kau perdebatkan dengan orang selain aku. Aku nikmati dengan sangat
biasa, aku anggap kau seorang yang tak aku kenal yang bertanya
macam-macam, hal-hal biasa yang jadi menarik karena kau yang
bertanya-aku yang menjawab-kau menyangkal-dan aku tak mau kalah.
Aku tahu kau bohong saat kau bilang kau sudah tahu
sepenggal sajak itu sejak umurmu dua tahun. Bodoh sekali kau kalau kau
kira aku menelan mentah-mentah semua yang kau omongkan. Atau saat kau
mengajakku berbicara dengan bahasa lain yang aku tak punya banyak
perbendaharaan kata untuk menjawabmu. Songong.
Aku kemarin dulu mungkin kesal, sampai-sampai aku
tak pernah lagi memanggilmu dengan embel-embel lain selain namamu. Satu
kata, namamu saja. Tidak sopan kata temanku. Biarkan saja, toh kau juga
tak memperdulikan hal itu sama sekali. Aku jadi ingat terakhir kemarin,
kau mengucap namaku ragu-ragu. Aku senang-senang saja. Dan sekarang, aku
ternyata harus memanggilmu dengan embel-embel seperti teman-temanku
memanggilmu. Huft, aku takseberani yang aku kira. Haha..
Kau mau menyangsikan aku tak tahu apalagi sekarang?
Berani benar kau bilang aku tak tahu lagu itu. Padahal jelas-jelas aku
punya, meski aku baru memutarnya satu kali, mungkin. haha. Dasar. Coba
lagu yang lain dari musisi yang sama, tau gak kau? Tanyamu. Songong
lagi. Tapi aku suka bagianmu yang ini.
Kau pernah menulis banyak hal. Kau pernah berucap banyak hal, yang tak tau mungkin banyak omong kosongnya juga. Ups..
“Aku tak lebih pintar darimu. Tapi aku tahu banyak hal yang tidak kamu tahu. ”
Aku suka bagianmu yang itu.
^^
Poetra Koedoes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar