Kita adalah pecinta minuman yang berbeda.
Kamu, sebagai seorang laki-laki dan penderita insomnia akut, tentu sangat bersahabat dengan kopi.
Kopi hitam kental, dengan dua sendok kecil gula yang sudah cukup mengenyangkan.
Selain kopi hitam, apalagi ada embel-embel susu, mocca, vanila dan apapun itu maka kamu tidak mau meminumnya.
Mungkin lebih tepatnya, tidak ingin.
Rasanya berbeda, begitu katamu.
Padahal menurutku semua rasa kopi sama saja, tidak berbeda.
Agak pahit-pahit begitu, dengan tekstur yang kasar, belum lagi berampas ketika tegukan terakhir di beberapa kopi instan.
Sedangkan aku, sebagai seorang perempuan yang mencintai sebuah
ketenangan, lebih senang untuk menyesap teh sebagai teman setia di
segala suasana.
Apalagi kalau sedang bersantai sambil menikmati sebungkus biskuit kelapa.
Bagiku, teh lebih bersahabat daripada kopi.
Teh berwarna cokelat, sedangkan kopi berwarna hitam pekat.
Kopi seakan-akan menjelma sebagai sebuah sosok yang sombong dan
angkuh karena dia tidak ingin memperlihatkan dinding cangkir yang
menopangnya.
Lain halnya dengan teh yang lebih bening, dia menerima terbuka dengan
siapa saja dengan orang yang yang ingin melihat dinding cangkirnya.
Meski pilihan kita berbeda, toh akhirnya Tuhan menyatukan kita dalam perbedaan itu bukan?
Karena biarpun kesukaan kita ditukar sekalipun, tidak akan merubah
posisi kita sebagai orang yang saling mencintai dan mengerti keduanya.
By. bella pecinta secangkir teh :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar